Regulasi teknis Formula 1 musim 2017 berubah cukup drastis dari segi aerodinamika. Ini merupakan perubahan terbesar regulasi aero dari musim 2009. Pastinya, setiap ada perubahan regulasi, para team F1 akan mencoba membuat suatu innovasi dalam merancang mobilnya. Setelah launching minggu lalu, banyak sekali detail desain yang menarik untuk dibahas. Di blog ini, saya akan membahas beberapa innovasi yang cukup unik.

  1. Nose “berlubang” Red Bull RB13

Salah satu desain terunik adalah nose dari mobil Red Bull RB13. Di hidung mobil rancangan Adrian Newey ini, terdapat “lubang” yang cukup besar. Seperti sebagian besar team lainnya, Red Bull memilih filosofi “stopped nose” (untuk mematuhi regulasi dari segi nose cross sectional area). Ujung dari nose dibolehkan berlubang, namun hanya untuk driver cooling dan tidak boleh melebihi ukuran tertentu (maksimal 1500 mm2, cf. artikel 3.7.5 dari regulasi teknis FIA)

rb13_nose
Red Bull RB13 nose tip

Meski lubang di nose RB13 terlihat besar, didalamnya terdapat pelat-pelat tipis (fins) agar membuat nose ini legal, dan fins tersebut dapat mengarahakan aliran udara kebawah nose (outlet). Dengan hal ini, performa turning vanes dapat dimaksimalkan. Innovasi ini diperkirakan tidak akan terlalu berpengaruh besar dari segi performa aerodinamika mobil, tapi ini menujukkan bagaimana pentingnya detail di F1.

  1. “Non-stopped” nose Mercedes W08 Hybrid dan Toro Rosso STR12

Sebagian besar team menggunakan desain stopped nose. Nose adalah bagian yang penting dari segi keselamatan. Guna melewati crash test, ada ukuran nose dari mobil F1 ditentukan oleh  cross sectional area yang terdapat di regulasi teknis FIA. Sepertinya ada dua solusi yang paling populer, stopped nose dan  non-stopped nose. Non-stopped nose hanya digunakan oleh Mercedes dan Toro Rosso. Solusi ini sudah digunakan oleh Mercedes sejak musim 2015 dan memang terlihat lebih estetis.  Dengan ujung nose yang relatif kecil, dan kedua pylone penyambung nose dan main flap sayap depan yang sangat dekat, nose Mercedes dan Toro Rosso terlihat sangat compact.

nose
Perbandingan nose Mercedes W08 Hybrid (kiri atas), Toro Rosso STR12 (kiri bawah), Renault RS17 (kanan)

Bagi team yang memilih untuk menggunakan stopped nose (contoh disini adalah hidung Renault RS17), ujung hidung mobil terlihat lebih panjang (sebetulnya tidak) dan lancip, tapi secara umum, nose Renault dan yang lainnya lebih lebar dari pada nose Mercedes dan Toro Rosso.  Jadi dibagian yang lancip ini, cross sectional area dari hidung ini dibolehkan untuk lebih kecil(minimal 9000 mm2). Namun 100 mm dari ujung yang lancip, cross sectional area tersebut harus diperbesar (minimal 20000 mm2) untuk memperkuat struktur dari hidung ini tersebut (ditentukan oleh regulasi teknis FIA, Artikel 15.4.3).

  1. Attachment pylone McLaren MCL32

Desain Attachment pylone (penyambung hidung dan sayap depan) sangat bervariasi. Namun, desain yang paling unik berasal dari mobil McLaren Honda MCL32. Pylone ini sangat panjang (hijau), walaupun titik penyambung (titik warna merah) sangat kecil, sehingga ketahanan titik ini harus optimal. Solusi ini sebetulnya digunakan mayoritas team musim ini.

pylone
Attachment pylone McLaren MCL32

Yang paling unik adalah terdapatnya 3 slots  dan gaps di plyone tersebut (biru). Fungsi ketiga slots ini adalah untuk mengarahkan udara secara lebih optimal ke arah turning vanes (warna ungu) dari mobil McLaren MCL32 ini. Panah-panah biru muda menunjukkan aliran udara yang melewati slots di pylone tersebut.

4. Sayap depan Red Bull RB13

Desain front wing Red Bull RB13 cukup berbeda dari desain 9 mobil lainnya. Perbedaan utamanya adalah dari bentuk umum flaps  sayap depannya.

redbull_fw
Perbandingan sayap depan Red Bull RB13 (kiri) dan Ferrari SF70-H (kanan)

Untuk membandingkan sayap depan Red Bull dengan yang lainnya, kita bisa menggunakan sayap depan Ferrari (yang secara umum bentuknya sama dengan mobil dari team lainnya). Front wing Red Bull dan Ferrari sama-sama terdiri dari 4  flaps, dan main plane. Perbedaannya adalah bentuk umum dari keempat flaps tersebut. Ferrari dan semua team lainnya memilih untuk “mempertemukan” (converge) keempat flaps kearah main plane, panah berwarna hijau diatas memperlihatkan lengkungan dari ujung flaps, sehingga terlihat lebih lancip.

Red Bull memilih filosofi yang berbeda: Ujung dari flaps terlihat lebih lurus, lengkungan flaps tidak terlalu signifikan. Mungkin Red Bull ingin memanfaatkan sebuah area (putih garis-garis), untuk mengarahkan lebih banyak udara ke brake ducts, atau turning vanes dan bargeboards.

Radityo Wicaksono

Source : motorsport.com, f1fanatic.co.uk, aarava